Pada 2019, petani milenial ini menjadi wakil Indonesia pada dua ajang sekaligus, yakni Global Student Enterpreneur Award (GSEA) di Macau, China dan Kompetisi GSEA Asia Pasifik di Singapura. Agus memandang bahwa masa pandemi Covid-19 membuka peluang untuk mengubah sistem market pertanian Dari yang biasanya dengan sistem tengkulak kemudian melewati beberapa tangan, distribusi beralih ke sistem online yang memutus mata rantai dari petani langsung ke end user. “Beberapa pasar daerah sudah mulai kekurangan pengunjung bahkan ada yg ditutup, dengan begitu kami mensiasati membuat marketplace online untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” papar Agus. Dalam rangka meningkatnya kebutuhan konsumsi sayuran di bulan Ramadan, Agus juga sudah memprediksi dan mengantisipasi. “Menghadapi kebutuhan masyarakat menghadapi lebaran kami tetap produksi sayuran di lahan. Dengan menerapkan aturan-aturan standarisasi physical distancing dan juga menjaga kesehatan para petani,” ucapnya.
Banyaknya Petani milenial dan Petani Andalan yang mendulang sukses di bidangnya, diungkapkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang mengatakan Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian. Adanya wabah ini justru sektor pertanian harus makin digenjot karena masyarakat sangat membutuhkan pangan yang sehat. “Adanya wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Petani tetap bekerja dan tetap tanam, Poktan dan Gapoktan tetap diberdayakan,” tutup Dedi.
Sumber : https://liputan6.com/bisnis/read/4239006/deretan-petani-milenial-yang-bertahan-dan-raup-penghasilan-tinggi-di-tengah-pandemi?page=4